Penulis Irmawati Boleno, S.Tr,M.Kes, Kasubag Adum KKP Kelas III Bitung (Mahasiswa Program Studi S3 Entomolog Pascasarjana Unsrat)
BisnisManado.com, Bitung – Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas III Bitung Sulut intensif dalam menjalankan tupoksi pencegahan penyakit, khususnya terkait ancaman kecoa sebagai vektor penular.
Dalam era globalisasi, pelabuhan laut menjadi pintu masuk strategis yang berpotensi menyebarkan penyakit dari berbagai negara.
Dampak negatif globalisasi, termasuk kemajuan teknologi transportasi dan perdagangan bebas, telah mempercepat perpindahan dan penyebaran vektor penyakit potensial wabah melalui alat angkut, orang, dan barang bawaan. Atas dasar regulasi seperti Kepmenkes RI No.431 dan International Health Regulation (IHR) 2005, alat angkut harus bebas dari binatang vektor.
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI No.34 Tahun 2013, Kantor Kesehatan Pelabuhan bertanggung jawab terhadap keberadaan binatang vektor seperti tikus dan serangga di alat angkut di pelabuhan, bandar udara, dan pos lintas batas darat. Jika ditemukan tanda-tanda vektor penyakit, tindakan melenyapkan tikus dan serangga menjadi wajib.
Pengamatan di lapangan di KKP Kelas III Bitung menunjukkan kepadatan kecoa yang cukup tinggi di atas kapal, khususnya di ruang dapur, ruang makan, dan ruang penyimpanan bahan makanan. Sesuai standar WHO dan Depkes RI, alat angkut harus dijaga bebas dari sumber penyakit, kontaminasi, dan vektor penyakit, dengan target memenuhi syarat sebesar 80%.

Pencegahan serta penanganan vector pembawa penyakit dan memastikan bahwa alat angkut bebas dari ancaman penyakit yang dapat merugikan kesehatan masyarakat. (Foto : Istimewa)
Pencegahan dan penanganan yang efektif terhadap kecoa sebagai vektor penyakit menjadi kunci dalam menjaga kesehatan di pelabuhan Bitung. Upaya-upaya ini sejalan dengan komitmen untuk memenuhi standar internasional dan memastikan bahwa alat angkut bebas dari ancaman penyakit yang dapat merugikan kesehatan masyarakat.
Seksi Pengendalian Resiko Lingkungan KKP Kelas III Bitung Rutin melakukan identifikasi potensi risiko penyebaran penyakit dan gangguan kesehatan pada alat angkut.
Pemeriksaan sanitasi alat angkut (kapal) Rutin di laksanakan untuk Identifikasi factor resiko penularan penyakit akibat kondisi sanitasi alat angkut yang tidak memenuhi syarat kesehatan.
Salah satu kegiatan diantarannya survei kepadatan vektor dan Binatang Pembawa Penyakit di atas kapal seperti ada tidaknya Kecoa/Tikus yang merupakan vektor yang berperan dalam penyebaran penyakit dikapal, Keberadaan vektor seperti kecoa pada kapal laut memiliki peran dalam penularan penyakit, seperti kolera, tifus, disentri, diare dan penyakit lainnya. Hal ini karena kecoa juga berperan sebagai vektor mekanik bagi mikroorganisme pathogen, sebagai inang perantara beberapa jenis cacing, dan menyebabkan penyakit kulit disamping sebagai vektor secara mekanik, Kecoa/Tikus disuatu area dapat dijadikan sebagai indikator/petunjuk bahwa area tersebut tidak bersih/higyenis.
Alat angkut (kapal) yang di temukan adanya factor resiko di tindak lanjuti dengan tindakan pengendalian untuk menekan/meniadakan populasi vector tersebut (*)
Tinggalkan Balasan