BisnisManado.com, Manado – Tanaman nilam kini menjadi komoditas andalan di Sulawesi Utara (Sulut). Banyak warga di berbagai daerah, khususnya di Minahasa Selatan (Minsel), mulai beralih menanam nilam karena potensinya yang menjanjikan. Dikenal dengan nama ilmiah Pogostemon cablin Benth, tanaman ini menghasilkan minyak atsiri bernilai tinggi yang digunakan sebagai bahan baku parfum, kosmetik, hingga obat-obatan.

Di Kecamatan Tompasobaru dan Maesaan, Minsel, penanaman nilam dilakukan oleh hampir seluruh warga, dari anak muda hingga orang tua. Semangat masyarakat bercocok tanam didorong oleh tingginya harga minyak nilam yang saat ini mencapai hampir Rp 2.000.000 per kilogram. Bahkan, lahan-lahan tidur pun kini dimanfaatkan untuk budidaya nilam.

Sandi Lonteng, petani milenial asal Tompasobaru, mengungkapkan bahwa penanaman nilam sudah dimulai sejak empat tahun lalu saat harga minyak nilam masih berkisar Rp 300.000 per kilogram. “Kini, dengan harga mencapai Rp 1.700.000 hingga Rp 2.000.000 per kilogram, banyak petani yang beralih ke nilam karena melihat peluang ekonomi yang besar,” ungkap sandi dikutip dari Tribun Manado.

PETANI, Sandi Lonteng, petani milenial asal Tompasobaru. (Foto istimewa)

Ketekunan para petani dalam mengembangkan tanaman nilam mulai membuahkan hasil. Menurut Sandi, meningkatnya harga minyak nilam membuat banyak investor tertarik datang ke Minsel untuk melihat langsung proses produksinya. “Kami melihat semakin banyak investor asing yang berminat bekerja sama untuk ekspor minyak nilam mentah, ini membuka peluang lapangan pekerjaan baru,” tambahnya.

Camat Tompasobaru, Jemmy Lao, menyebutkan bahwa pemerintah daerah sangat mendukung para petani nilam. “Kami berkomitmen untuk terus memberikan dukungan, mengingat potensi ekonomi dari tanaman ini sangat besar. Harga minyak nilam yang tinggi memberikan dampak positif bagi peningkatan taraf hidup masyarakat,” ujarnya.

Keberhasilan para petani dalam mengembangkan nilam juga menarik perhatian masyarakat dari luar daerah yang ingin belajar budidaya hingga penyulingan minyak nilam. “Anak muda di sini telah menjadi pionir agribisnis, menciptakan lapangan kerja baru dan meningkatkan pendapatan keluarga,” tutur Sandi dengan bangga.

Dengan potensi yang besar ini, masyarakat Sulawesi Utara berharap bahwa budidaya nilam dapat menjadi salah satu motor penggerak ekonomi daerah. Dukungan pemerintah dan minat investor diharapkan mampu mendorong produksi nilam lebih optimal, menjadikan Sulut sebagai salah satu penghasil utama minyak nilam berkualitas tinggi di Indonesia. (bim)