BisnisManado.com, Manado – PT. Bank SulutGo (BSG) menggelar Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPS-LB) di Ballroom Kantor Pusat BSG pada Jumat, 12 Juli 2024. Rapat ini merupakan tindak lanjut dari keputusan RUPS tanggal 5 Februari 2024.

Salah satu keputusan penting yang dihasilkan adalah menyetujui dan mengesahkan pelaksanaan Kelompok Usaha Bank (KUB) sebagai alternatif untuk memenuhi modal inti yang diwajibkan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dalam POJK No.12/POJK.03/2020 tentang Konsolidasi Bank Umum.

Keputusan terkait penunjukan perusahaan induk pelaksanaan KUB akan dibahas lebih lanjut dalam RUPS-LB berikutnya.

Menurut regulasi, bank umum diwajibkan memiliki modal inti minimum Rp 3 triliun hingga akhir 2022. Namun, bagi 12 Bank Pembangunan Daerah (BPD) yang belum memenuhi kecukupan modal inti, termasuk BSG, diberikan tenggat waktu hingga akhir 2024. Saat ini, modal inti BSG tercatat sebesar Rp 1,715 triliun, sehingga masih membutuhkan tambahan sekitar Rp 1,3 triliun untuk memenuhi persyaratan OJK. Mengingat keterbatasan waktu, pemegang saham belum mampu memenuhi kekurangan modal tersebut.

Megahmark

RUPS-LB BSG, Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa di Ballroom Kantor Pusat BSG pada Jumat, 12 Juli 2024. Rapat ini merupakan tindak lanjut dari keputusan RUPS tanggal 5 Februari 2024. (ist)

Dalam rapat ini, disepakati bahwa solusi paling memungkinkan untuk memenuhi ketentuan modal inti Rp 3 triliun dalam waktu yang singkat adalah dengan bergabung dalam KUB bersama bank induk yang memiliki modal inti cukup. Keputusan RUPS-LB hari ini menetapkan PT. Mega Corpora sebagai perusahaan induk KUB dengan PT. Bank Mega sebagai bank pelaksana. Selain itu, Gubernur Sulawesi Utara, sebagai Pemegang Saham Pengendali, diberi wewenang untuk membahas dan menandatangani perjanjian KUB dengan PT. Mega Corpora.

Gubernur Sulut, Olly Dondokambey mengungkapkan bahwa solusi paling memungkinkan untuk memenuhi ketentuan modal inti Rp3 triliun dalam waktu yang minim. “Solusinya adalah dengan bergabung dalam Kelompok Usaha Bank (KUB) bersama bank induk yang memiliki modal inti yang cukup,” kata Olly.

Alasan dipilihnya PT. Mega Corpora memiliki struktur permodalan yang kuat, standar Sumber Daya Manusia (SDM), infrastruktur IT, dan bank digital yang baik. Selain itu, opsi bergabung dengan PT. Mega Corpora akan mengurangi potensi dilusi saham existing pemegang saham BSG dibandingkan opsi KUB dengan bank lain. PT. Mega Corpora juga telah menjadi salah satu pemegang saham BSG sejak 2011, sehingga proses KUB akan lebih mudah.

Dengan bergabungnya BSG dalam KUB PT. Mega Corpora melalui PT. Bank Mega, BSG diharapkan mendapatkan dukungan dalam transformasi human capital (SDM), pengembangan teknologi dan informasi, serta peningkatan kinerja melalui pengelolaan kredit dan aspek lainnya. (bim)