BisnisManado.com, Manado – Meski sudah sering terdengar, penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) tetap menjadi ancaman serius, terutama bagi anak-anak. Virus yang dibawa oleh nyamuk Aedes aegypti ini bisa berkembang cepat, dan bila tak ditangani sejak dini, bisa menyebabkan komplikasi berat hingga kematian. Kondisi ini mendorong pentingnya edukasi dan kewaspadaan sejak dini, terutama bagi para orang tua.

Dalam rangka memperingati Hari Demam Berdarah Dengue ASEAN, Instalasi Promosi Kesehatan Rumah Sakit (IPKRS) RSUD Tipe B Provinsi Sulawesi Utara menggelar kegiatan edukasi kesehatan. Kegiatan ini berlangsung di ruang tunggu Poli Rawat Jalan lantai 2 dan difokuskan pada topik pencegahan dan penanganan DBD pada anak.

Dokter Spesialis Anak RSUD Provinsi Sulut, dr. Stevie R. Rengkuan, Sp.A, MARS, hadir sebagai narasumber dan menjelaskan betapa pentingnya orang tua memahami gejala DBD sedini mungkin.

“Demam berdarah pada anak tidak selalu menunjukkan gejala khas, tapi jika sudah demam tinggi mendadak lebih dari dua hari, disertai lemas, mual, atau muncul bintik merah, sebaiknya langsung dibawa ke dokter. Jangan tunggu sampai anak lemas atau syok,” ujar dr. Stevie. (16/6/2024).

Dokter Spesialis Anak RSUD Provinsi Sulut dr. Stevie R. Rengkuan, Sp.A MARS (ist)

Ia juga menekankan bahwa penyakit ini bisa menjadi sangat berbahaya bila tidak ditangani dengan cepat dan tepat. Oleh karena itu, peran keluarga khususnya orang tua sangat penting dalam pencegahan maupun pengenalan gejala awal.

Selain itu, dr. Stevie juga mengajak masyarakat untuk lebih aktif dalam menjaga lingkungan agar tidak menjadi sarang nyamuk.

“Cegah DBD dimulai dari rumah. Jangan biarkan air menggenang di pot, kaleng bekas, atau talang air. Bersih-bersih itu sederhana, tapi dampaknya luar biasa,” tambahnya.

Direktur RSUD Tipe B Provinsi Sulawesi Utara, dr. Lidya E. Tulus, M.Kes, mengatakan bahwa edukasi kesehatan seperti ini merupakan bagian dari komitmen rumah sakit dalam memberikan pelayanan holistik, tidak hanya kuratif tapi juga promotif.

dr. Stevie R. Rengkuan Sp.A MARS diabadikan bersama usai kegiatan (ist)

“Kami ingin masyarakat tidak hanya datang saat sakit, tapi juga mendapatkan bekal pengetahuan untuk hidup sehat. Terutama saat ini, di mana DBD masih menjadi masalah kesehatan yang nyata,” ujarnya.

Ia berharap, melalui kegiatan ini, masyarakat—terutama orang tua—lebih waspada dan tanggap dalam mencegah serta menangani demam berdarah pada anak-anak.

Kegiatan edukasi ini ditutup dengan sesi tanya jawab interaktif dan pembagian materi edukatif dari tim IPKRS, agar informasi seputar DBD bisa terus diingat dan diterapkan di rumah masing-masing. Hadir pada kesempatan tersebut, pasien, keluarga pasien, dan pengunjung rumah sakit.

 

(*)