BisnisManado.com, Manado — Masalah keamanan pangan masih menjadi tantangan besar di tengah masyarakat. Tak jarang, makanan yang tampak lezat ternyata menjadi sumber penyakit akibat cara pengolahan yang kurang higienis atau bahan pangan yang tidak layak konsumsi. Dari kasus keracunan makanan ringan hingga infeksi saluran pencernaan, semua bisa bermula dari dapur rumah sendiri.
Melihat pentingnya isu ini, Instalasi Promosi Kesehatan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Tipe B Provinsi Sulawesi Utara menggelar edukasi kesehatan bertema Keamanan Pangan, Rabu (11/6), bertempat di Ruang Tunggu Rawat Jalan lantai 2 rumah sakit. Kegiatan ini diperuntukkan bagi pasien, keluarga pasien, dan pengunjung rumah sakit.
Sebagai narasumber utama, ahli gizi Feybe Rumerung, AMG, menjelaskan bahwa keamanan pangan bukan hanya soal makanan matang atau tidak, tapi juga menyangkut bagaimana makanan disimpan, diolah, dan disajikan. “Kita seringkali mengabaikan hal kecil seperti membiarkan makanan terlalu lama di suhu ruang, atau mencampur alat memasak mentah dan matang. Padahal, ini bisa menyebabkan kontaminasi silang yang berbahaya,” jelas Feybe.

Ia juga menegaskan efek serius yang bisa timbul akibat makanan yang tidak aman. “Mulai dari diare, muntah, hingga kondisi yang lebih parah seperti keracunan makanan dan infeksi bakteri, semuanya bisa dicegah jika kita lebih teliti menjaga kebersihan pangan,” katanya.
Selain itu, Feybe mengajak seluruh masyarakat untuk mulai menerapkan kebiasaan hidup sehat dari rumah. “Pola makan sehat dimulai dari dapur yang bersih dan bahan makanan yang aman. Edukasi ini bukan untuk ditakuti, tapi untuk membekali kita semua agar bisa hidup lebih sehat dan terhindar dari penyakit,” ujarnya.
Direktur RSUD Tipe B Provinsi Sulut, dr. Lidya E. Lulus, M.Kes, turut memberikan tanggapan atas kegiatan ini. Ia menyambut baik inisiatif tim promosi kesehatan yang rutin menyelenggarakan edukasi publik. “Kami ingin RS bukan hanya tempat untuk berobat, tapi juga tempat belajar. Masyarakat perlu mendapatkan informasi yang benar dan mudah dipahami, agar bisa menjaga kesehatannya secara mandiri,” ucap dr. Lidya.
Ia juga berharap kegiatan seperti ini bisa berlanjut dan menjangkau lebih banyak kalangan. “Harapannya, edukasi semacam ini bisa menjadi bagian dari gaya hidup masyarakat Sulut. Karena mencegah lebih baik dari mengobati, dan semuanya bisa dimulai dari Rumah kita sendiri,” tutupnya.
(thw)









Tinggalkan Balasan