Bisnismanado.com, Gorontalo – Asisten Deputi Bidang Industri Energi, Minyak dan Gas Kementerian BUMN, Abdi Mustakim, beserta tim kementerian, melakukan kunjungan kerja ke Provinsi Gorontalo untuk memantau pelaksanaan program pembangunan infrastruktur ketenagalistrikan dan kondisi kelistrikan di wilayah tersebut.

Agenda kunjungan kerja dimulai dengan site visit ke PLTG Maleo Marisa pada Rabu (24/07) dan dilanjutkan dengan rapat koordinasi di PLN UP3 Gorontalo pada Jumat (26/07). Kunjungan ini bertujuan untuk memonitoring kondisi kelistrikan di wilayah Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah, dan Gorontalo, memantau program gasifikasi pembangkit klaster Sulawesi – Maluku, serta progres listrik desa.

Dalam pertemuan tersebut, hadir General Manager PLN Unit Induk Distribusi Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah, dan Gorontalo (Suluttenggo), Atmoko Basuki, beserta jajaran. Manager Unit Pembangkitan Gorontalo, M. Iqbal, Manager Unit Pelaksana Pengatur Beban Sistem Minahasa, Furqan Idris, dan Manager PLN UP3 Gorontalo Rudiyanto Loleh turut serta dalam pertemuan.

Megahmark

RAPAT, Suasana Rapat yang berlangsung di Aula Limboto PLN UP3 Gorontalo dalam rangkaian agenda Kunjungan Kerja Kementerian BUMN di Provinsi Gorontalo, Jumat (26/07). (ist)


Atmoko Basuki menjelaskan bahwa sistem kelistrikan di wilayah Suluttenggo terdiri dari Sistem on grid SulutGo yang mensuplai listrik di Provinsi Sulawesi Utara dan Gorontalo, Sistem on grid Sulbagsel yang mensuplai listrik di Provinsi Sulawesi Tengah, serta sistem isolated/off grid. “Total daya mampu pasok di semua sistem kelistrikan Suluttenggo sebesar 857,88 Megawatt (MW) dengan beban puncak 787,69 MW dan cadangan daya 70,2 MW. Kami siap melayani kebutuhan listrik pelanggan,” jelasnya.

Atmoko juga menyampaikan bahwa total bauran energi di sistem SulutGo terdiri dari 33% Energi Baru Terbarukan (EBT), 61% Batubara, 5,64% Gas, dan sisanya BBM. Sementara di sistem Sulbagsel, bauran energi terdiri dari 39% EBT, 48% Batubara, 5,6% Gas, dan sisanya BBM. PLN berfokus pada pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) untuk program listrik desa serta mendukung program dedieselisasi dengan menggantikan pembangkit listrik berbasis BBM menjadi Energi Baru Terbarukan.

Asisten Deputi Abdi Mustakim menegaskan bahwa program pembangunan infrastruktur ketenagalistrikan bertujuan untuk meningkatkan kapasitas dan kualitas pasokan listrik, serta memperluas jangkauan layanan listrik ke berbagai wilayah. “Program ini mencakup pembangunan pembangkit listrik berbasis EBT, pengembangan jaringan transmisi dan distribusi, peningkatan kualitas dan keandalan layanan, serta peningkatan akses listrik di daerah terpencil,” jelas Abdi.

Megahmark

FOTO BERSAMA, Foto Bersama seluruh Tim PLN dan Kementerian BUMN sesudah pelaksanaan rapat, Jumat (26/07). (ist)


Program ini dianggap sangat penting untuk mendukung pertumbuhan ekonomi daerah, meningkatkan kesejahteraan masyarakat, dan mencapai ketahanan energi yang berkelanjutan. Selain itu, pertemuan ini juga membahas progres gasifikasi pembangkit listrik yang diharapkan dapat meningkatkan efisiensi energi, mengurangi emisi polutan, serta memberikan fleksibilitas bahan bakar dan pengelolaan limbah yang lebih baik. (ist)