BisnisManado.com – Baku – PT PLN (Persero) berkomitmen mendukung agenda transisi energi nasional dengan meningkatkan bauran energi terbarukan hingga 75% pada tahun 2040. Upaya ini sejalan dengan visi pemerintah untuk mencapai pertumbuhan ekonomi 8% di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto, yang menekankan pentingnya pengembangan energi berkelanjutan.
Utusan Khusus Presiden untuk COP29, Hashim Djojohadikusumo, menjelaskan bahwa pemerintah berupaya menyelaraskan kebijakan untuk menurunkan emisi karbon dan mempercepat transisi menuju energi hijau. “Transisi energi bukan hanya soal mengurangi emisi, tetapi juga tentang menciptakan keseimbangan antara pertumbuhan ekonomi dan keberlanjutan lingkungan,” ujar Hashim dalam CEO Climate Talks di Baku, Azerbaijan, Senin (11/11).
Hashim memaparkan, hingga tahun 2040, Indonesia menargetkan penambahan kapasitas energi terbarukan sebesar 75 gigawatt (GW). Proyek besar ini akan didukung oleh pembangkit listrik hidro, surya, angin, panas bumi, dan bioenergi. Pemerintah memproyeksikan investasi senilai USD235 miliar, yang akan digunakan untuk mengembangkan infrastruktur energi, termasuk jaringan transmisi hijau sepanjang 70 ribu kilometer.

Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo, mengungkapkan kesiapan PLN dalam mendukung target tersebut melalui berbagai inisiatif. “Kami tengah merancang Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) yang menitikberatkan pada penambahan 100 GW kapasitas listrik, dengan 75 GW berasal dari energi terbarukan,” jelas Darmawan.
Untuk mencapai target tersebut, PLN akan membangun jaringan Green Enabling Transmission Line guna menghubungkan sumber energi terbarukan dari wilayah terpencil ke pusat permintaan. Selain itu, pengembangan smart grid menjadi fokus utama PLN untuk menstabilkan suplai energi dari sumber terbarukan yang bersifat intermittent.
“Smart grid akan memungkinkan kami menambah kapasitas hingga 42 GW dari pembangkit angin dan surya, menciptakan sistem yang lebih fleksibel dan efisien,” tambah Darmawan. PLN berupaya mengurangi emisi gas rumah kaca secara signifikan melalui penambahan pembangkit listrik tenaga air, surya, angin, panas bumi, dan bioenergi.
Darmawan menekankan pentingnya kolaborasi dengan berbagai pihak dalam merealisasikan rencana ambisius ini. “Kerja sama antara investor lokal, regional, dan internasional menjadi kunci dalam menghadapi tantangan transisi energi dan mewujudkan swasembada energi berkelanjutan di Indonesia,” tutupnya. (rls/bim)
Tinggalkan Balasan