BisnisManado.com, Pangkal Pinang – Terbatasnya lahan di Kelurahan Ketapang, Kecamatan Pangkal Balam, Kota Pangkal Pinang, tak mengurangi semangat warga untuk berinovasi dalam memenuhi kebutuhan pangan. Melalui program Corporate Social Responsibility (CSR) dari PT Elnusa Petrofin, warga mengembangkan budidaya ikan lele dengan metode Budikdamber, yang kini menjadi andalan ekonomi baru bagi kelompok masyarakat.

Program Budidaya Ikan dalam Ember (Budikdamber), yang diperkenalkan sejak Oktober 2023 oleh Elnusa Petrofin bersama Pemerintah Kelurahan Ketapang, diinisiasi untuk membantu warga meningkatkan perekonomian melalui pemanfaatan lahan sempit. Kelompok Wanita Tani (KWT) Mentari menjadi pelaksana program ini dengan anggota sebanyak 10 orang.

Metode Budikdamber menggabungkan teknik budidaya ikan lele dengan tanaman sayuran dalam ember, memanfaatkan area terbatas di pekarangan atau lahan kosong di sekitar kantor kelurahan. Dalam setiap ember berkapasitas 80 liter, ditanam 40 ekor ikan lele dan beberapa pot sayuran menggunakan botol plastik bekas. Hasilnya, setiap dua bulan kelompok ini mampu meraih omzet hingga Rp6,2 juta.

(Ist)

Putiarsa Bagus Wibowo, Manager Corporate Communication & Relation PT Elnusa Petrofin, menyampaikan bahwa program ini mendapat sambutan positif dari masyarakat setempat. “Antusiasme warga terlihat sejak awal pelaksanaan hingga tahap pemasaran produk. Ini menunjukkan potensi besar dalam meningkatkan perekonomian keluarga melalui budidaya berkelanjutan,” ujarnya.

Putiarsa juga menyebutkan rencana untuk memperluas program dengan menggandeng lembaga agribisnis perikanan agar kualitas ikan yang dihasilkan semakin baik, sehingga dapat meningkatkan nilai jual produk. “Kami berharap, inisiatif ini tidak hanya memperkuat ketahanan pangan tetapi juga mendorong kemandirian ekonomi bagi masyarakat,” tambahnya.

Ketua KWT Mentari, Gusniarti, mengungkapkan rasa syukur atas keberhasilan program ini. “Metode Budikdamber sangat diminati karena perawatannya mudah dan hasilnya bisa langsung dirasakan. Selain bisa dijual, ikan dan sayur juga bisa dikonsumsi sendiri oleh keluarga,” ungkapnya.

Melalui program ini, KWT Mentari tidak hanya memperoleh tambahan pendapatan, tetapi juga berkontribusi dalam pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs) khususnya tujuan No.8 yang menargetkan pertumbuhan ekonomi berkelanjutan dan penciptaan lapangan pekerjaan yang layak.

Budikdamber kini menjadi contoh sukses pemanfaatan lahan sempit dengan hasil yang menjanjikan, diharapkan menjadi inspirasi bagi kelompok masyarakat lainnya di Pangkal Pinang untuk mengembangkan inovasi serupa. (rls)