BisnisManado.com, Manado Setelah tiga bulan berturut-turut mencatat deflasi, Sulawesi Utara akhirnya mengalami inflasi sebesar 0,21 persen pada Oktober 2024 (month-to-month/mtm). Badan Pusat Statistik (BPS) Sulawesi Utara mencatat bahwa kelompok makanan, minuman, dan tembakau menjadi pendorong utama inflasi dengan kontribusi sebesar 0,16 persen.

Kepala BPS Sulawesi Utara, Aidil Adha, menjelaskan bahwa kelompok pengeluaran yang mengalami kenaikan tertinggi bulan ini adalah perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 0,97 persen, diikuti kesehatan sebesar 0,57 persen, serta makanan, minuman, dan tembakau sebesar 0,47 persen. “Kelompok makanan, minuman, dan tembakau memiliki andil terbesar dalam inflasi kali ini, yaitu sebesar 0,16 persen,” jelas Aidil.

BPS mengidentifikasi komoditas utama yang mendorong inflasi pada Oktober ini, yaitu daging babi dengan kontribusi 0,11 persen, daging ayam ras 0,06 persen, dan tomat 0,06 persen. Di sisi lain, cabai rawit, beras, dan angkutan udara menjadi komoditas penahan inflasi, masing-masing menyumbang deflasi sebesar -0,15 persen, -0,05 persen, dan -0,03 persen.

BPS, Kepala BPS Sulawesi Utara, Aidil Adha. (ist)

Pada tingkat inflasi tahunan (year on year/yoy), Sulawesi Utara mengalami inflasi sebesar 2,58 persen, dengan kelompok makanan, minuman, dan tembakau mencatatkan inflasi tertinggi sebesar 6,62 persen, yang menyumbang andil 2,08 persen terhadap total inflasi yoy.

“Komoditas yang menjadi pendorong inflasi tertinggi yoy adalah daging babi sebesar 1,37 persen, cabai rawit 0,31 persen, dan emas perhiasan 0,26 persen,” kata Aidil. Sementara itu, komoditas penahan inflasi terbesar adalah ikan malalugis (-0,12 persen), tomat (-0,11 persen), dan telepon seluler (-0,06 persen).

Di antara beberapa daerah di Sulawesi Utara, Minahasa Selatan mencatat inflasi month-to-month tertinggi sebesar 0,92 persen. Sementara itu, inflasi di Manado hanya 0,01 persen, Minahasa Utara 0,34 persen, dan Kotamobagu 0,03 persen. Secara tahunan, Minahasa Selatan juga menjadi daerah dengan inflasi tertinggi di angka 5,29 persen, diikuti Minahasa Utara (3,33 persen), Kotamobagu (3,18 persen), dan Manado (1,61 persen). (bim)