BisnisManado.com, Manado – Dalam upaya meningkatkan kesiapsiagaan seluruh personelnya, PT PLN (Persero) UID Suluttenggo mengadakan Simulasi Tanggap Darurat dan Huru-Hara pada 26-27 September 2024. Kegiatan yang berlangsung di Kantor UID Suluttenggo ini melibatkan berbagai pihak, termasuk pegawai PLN UID Suluttenggo, UPP Sulut, UP2D Suluttenggo, serta tim security.

PLN bekerja sama dengan PAM OBVITNAS Polda Sulawesi Utara dan Dinas Kesehatan untuk memastikan simulasi ini berjalan sesuai standar operasional yang berlaku. Simulasi ini dirancang untuk menguji kesiapan tim dalam menghadapi situasi darurat yang mungkin terjadi, terutama di lingkungan kerja PLN yang merupakan Obyek Vital Nasional (Obvitnas).

Senior Manager Distribusi UID Suluttenggo, Husein Sobri, yang juga bertindak sebagai PLH General Manager UID Suluttenggo, membuka acara ini dengan menegaskan pentingnya kegiatan tersebut. “Kita berkumpul hari ini untuk mengikuti kegiatan penting dalam meningkatkan kesiapsiagaan tim, refreshment dan upskilling ini bertujuan memperbarui pengetahuan serta memastikan semua personel siap menghadapi situasi darurat,” ujarnya.

Megahmark

SIMULASI, Simulasi Tanggap Darurat dan Huru-Hara PT PLN (Persero) UID Suluttenggo di halaman kantor 26-27 September 2024. (ist)


Kegiatan diawali dengan sosialisasi dari Dinas Kesehatan yang memberikan penjelasan mengenai pertolongan pertama terhadap korban kecelakaan saat terjadi huru-hara. Selanjutnya, PAM OBVITNAS memberikan pengarahan terkait prosedur penanganan situasi huru-hara secara efektif.

Dalam kesempatan lain, General Manager Atmoko Basuki juga menyampaikan harapannya agar kegiatan ini dapat meningkatkan kewaspadaan dan kesiapan seluruh personel dalam menghadapi berbagai potensi ancaman. “Kami berharap kegiatan ini dapat meningkatkan kesadaran dan kesiapsiagaan seluruh personel dalam menghadapi berbagai ancaman yang berpotensi terjadi, keselamatan adalah prioritas utama kami,” tegas Atmoko.

Megahmark

USAI, Diabadikan bersama usai kegiatan Simulasi. (ist)


Simulasi ini mencakup beberapa skenario, seperti pengendalian huru-hara dengan bantuan tim keamanan internal dan aparat setempat, serta koordinasi tim evakuasi dalam menghadapi situasi darurat. Proses ini tidak hanya bertujuan sebagai pembelajaran, tetapi juga untuk memastikan penerapan pengetahuan di lapangan guna melindungi keselamatan bersama. (rls)