Bisnismanado.com –  China menghadapi ancaman penuaan populasi yang cepat, dengan prediksi jumlah lansia mencapai 402 juta pada tahun 2040. Saat ini, lebih dari seperlima populasi China berusia di atas 60 tahun, memicu kekhawatiran akan kemampuan negara ini dalam memberikan perawatan yang layak bagi lansia. Kebijakan satu anak yang diterapkan selama beberapa dekade memperparah situasi, di mana hanya sedikit anggota keluarga yang dapat merawat para orang tua di tengah kesibukan ekonomi yang melambat.

Dikutip detikom dari CNA, beberapa keluarga mulai mencari solusi alternatif dengan mengirim orang tua mereka ke panti jompo, meskipun masih ada stigma sosial. Li Xiangkai, misalnya, memutuskan untuk menitipkan orang tuanya di panti jompo demi memastikan perawatan yang lebih baik. “Bukan berarti kamu tidak berbakti jika mengirim orang tua ke panti. Kamu harus memberinya lingkungan yang baik agar dia bahagia,” ujarnya.

Namun, fasilitas panti jompo di China, baik swasta maupun umum, menghadapi masalah serius. Fasilitas swasta sering kali mahal, sementara fasilitas umum memiliki daftar tunggu panjang. Di Beijing, misalnya, salah satu panti jompo populer memiliki lebih dari 10.000 orang dalam daftar tunggu untuk 1.100 tempat tidur.

Megahmark

LANSIA, Tantangan Populasi Lansia China, Panti Jompo Jadi Solusi di Tengah Krisis Keluarga Kecil. (ist)


Di pedesaan, kondisinya lebih buruk, dengan hanya tersedia 1,7 juta tempat tidur untuk 100 juta lansia. Keterbatasan fasilitas ini membuat sebagian besar keluarga masih merawat orang tua mereka sendiri, meski hal ini semakin sulit dilakukan.

Dalam skema yang dikenal sebagai “9073”, sekitar 90 persen lansia di China dirawat oleh keluarga, 7 persen menerima perawatan masyarakat, dan 3 persen berada di panti jompo. Namun, model ini dianggap tidak lagi berkelanjutan karena menambah tekanan pada keluarga kecil.

Wu Yushao, Presiden Asosiasi Kesejahteraan Sosial dan Layanan Senior China, menyatakan perlunya masyarakat untuk mengambil peran lebih besar dalam perawatan lansia. “Dengan keluarga yang memiliki satu anak, model lama di mana anak-anak mengurus orang tua tak lagi memungkinkan,” ungkapnya.

Seiring bertambahnya jumlah lansia, China harus beradaptasi cepat untuk menyediakan layanan perawatan yang memadai dan terjangkau bagi warganya. (bim)