BisnisManado.com-Industri militer Rusia mengumumkan pesawat nirawak (drone) baru yang diklaim memiliki kemampuan mematikan di medan tempur. Drone tersebut diberinama Orion-E.
Dikutip dari Russia Today, Selasa (20/7/2021), wujud fisik dan detil kendaraan udara tak berawak itu
Akan dirilis pekan ini dirangkaikan dengan pameran dirgantara di Moskow
Drone yang dilengkapi dengan bom presisi dan roket tersebut dimungkinkan dapat menghancurkan instalasi musuh, emplasemen stasioner, tank dan pengangkut personel lapis baja, formasi pasukan dan kendaraan yang sedang bergerak.
Direktur Layanan Federal Rusia untuk Kerjasama Teknis-Militer kepada RIA Novosti mengatakan penjelasan lengkap versi tempur drone Orion-E akan segera dilakukan produsennya.
Orion mampu membawa muatan bom hingga 200 kilogram, bisa terbang tujuh kilometer di atas tanah
dan memiliki lebar sayap 16 meter. Drone Orion produksi awal telah digunakan militer Rusia dan ikut operasi udara di Suriah dalam penumpasan kelompok ISIS.
“Sebelumnya, sistem tak berawak hanya tersedia untuk dijual dalam versi pengawasan, dan tanpa persenjataan,” kata Shugaev. Sembilan unit Orion-E telah dipesan pelanggan asing sejak 2019.
Pejabat ekspor senjata Rusia mengatakan negaranya siap mengambil 10 persen pasar internasional dalam hal pangsa pasar pesawat tak berawak dalam jangka waktu menengah.
Mereka akan mendorong produksi drone pengintaian dan penyerang. Selain itu, sejumlah drone baru, termasuk versi bersenjata lengkap, saat ini sedang dalam pengembangan.
Pada bulan April, perusahaan senjata Grup Kronshtadt Rusia, yang mengembangkan Orion, mengungkapkan telah menghabiskan $ 52 juta untuk pembangunan pabrik baru.
Proyek mereka disebut pabrik manufaktur pertama di Rusia yang khusus memproduksi drone.
Tahun lalu, kantor berita TASS mengungkapkan lebih dari 900 kendaraan udara tak berawak Rusia telah memasuki layanan aktif sejak 2012.
Pabrik seluas 45.000 meter persegi, dibangun di kota Dubna, dekat Moskow. Ia menciptakan lapangan kerja bagi lebih dari 1.500 orang. Jika semuanya berjalan sesuai rencana, pabrik itu akan meluncurkan produk perdananya November 2021.
Kronshtadt Group mengembangkan drone atau UAV Inokhodets, nama lain Orion. Drone kelas menengah ini mampu terbang sepanjang hari.
Di Suriah, Inokhodets telah digunakan untuk menyerang target teroris dari Negara Islam. Rusia telah terlibat perang sejak 2015, ketika diundang Presiden Bashar Assad.
Pada tahun-tahun sejak keterlibatan Moskow, pasukan pro-pemerintah mendapatkan kembali banyak wilayah yang pernah diduduki teroris.
Selain Kronshtadt, banyak perusahaan Rusia lainnya di kompleks industri militer sedang mengembangkan drone untuk ditempatkan di garis depan.
Misalnya, produsen pesawat Sukhoi telah bekerja sama dengan perusahaan pertahanan Mikoyan untuk membangun Okhotnik-B, yang akan memiliki kecepatan tertinggi 1.000 km/jam.
Perusahaan kedirgantaraan lain, yang disebut OKB Sokol, telah mengembangkan UAV bernama Altius, yang akan dikirim ke Angkatan Darat Rusia tahun ini.
Pada 21 Februari, dilaporkan Inokhodets telah digunakan dalam 38 misi di Suriah, termasuk 17 serangan terhadap sasaran militan. Kota yang dipilih untuk menjadi tuan rumah pabrik drone, Dubna, terkenal di Rusia sebagai rumah bagi institut riset nuklir negara itu. Dubna jadi lokasi MKB Raduga, sebuah perusahaan dirgantara yang terutama berfokus pada produksi rudal.
Tinggalkan Balasan