BisnisManado.com, Manado — Semangat kewirausahaan di kalangan anak muda terus menunjukkan geliat positif, terlebih setelah masa sulit pandemi yang sempat melumpuhkan banyak sektor usaha. Salah satu kisah inspiratif datang dari Queen Simandagi, mahasiswi semester akhir Fakultas Hukum Unsrat yang membuktikan bahwa berwirausaha bisa dimulai dari mana saja, bahkan dari belakang mobil pribadi.
Setiap hari, Queen memarkir mobil Daihatsu Sigra hitam miliknya di Jalan Yos Sudarso, Paal Dua, Manado. Di sanalah ia menjajakan aneka menu bento box seharga Rp10.000, yang telah menjadi langganan banyak pekerja kantor, warga sekitar, hingga pengunjung rumah sakit terdekat.
“Daripada banyak waktu terbuang percuma di rumah, saya memilih berjualan. Setidaknya saya bisa meringankan beban orang tua dan mencukupi kebutuhan sendiri,” ujar Queen saat ditemui disela aktivitasnya.

Usaha ini bermula dari hobi memasak dan unggahan menu di media sosial. Respons positif yang ia terima dari warganet membuat Queen mulai berpikir untuk melangkah lebih jauh. Bersama kekasihnya, ia kemudian melakukan survei lokasi dan menetapkan dua titik jualan: di jalan Sam Ratulangi, dekat lampu merah Karombasan dan di jalan Yos Sudarso dekat RS Siloam Paal Dua Manado.
Setiap hari, Queen menyiapkan sekitar 80 hingga 100 bento box dengan 11 varian menu yang berganti-ganti untuk menjaga selera konsumen. Menu andalan, seperti ayam geprek, menjadi yang paling cepat ludes dibeli pelanggan. Di Karombasan bento box miliknya bahkan bisa habis sebelum pukul 11 pagi.
“Yang membedakan bukan hanya harganya yang terjangkau, tapi juga konsistensi rasa dan kemasan yang rapi,” ujar Alen, seorang pelanggan warga Paal Dua.

Tak hanya menjual secara langsung, Queen juga menerima pesanan dalam jumlah besar dan menyediakan layanan pembayaran digital melalui QRIS untuk memudahkan transaksi.
Hal ini menunjukkan bahwa meskipun usahanya tergolong mikro, Queen sudah mengadopsi sistem yang efisien dan adaptif terhadap perkembangan zaman.
“Banyak anak muda gengsi untuk mulai dari hal kecil. Padahal, dari sinilah mental dan kemandirian itu tumbuh. Selama halal dan ditekuni dengan serius, semua bisa berkembang,” pesan Queen bagi generasi muda lainnya.
Kisah Queen Simandagi bukan sekadar tentang menjual makanan, tapi juga tentang semangat, keberanian untuk memulai, dan ketekunan dalam menghadapi tantangan. Di tengah kondisi ekonomi yang belum sepenuhnya pulih, kisah seperti ini menjadi pengingat bahwa peluang bisa diciptakan, bukan hanya ditunggu.
(bim)









Tinggalkan Balasan