BisnisManado.com, Jakarta – Harga emas terus menunjukkan tren positif, melaju di tengah ketidakpastian global yang semakin meningkat. Pada awal perdagangan Senin (13/1/2025), harga emas di pasar spot tercatat US$2.690,14 per troy ons, naik 0,03% dibandingkan posisi sebelumnya, berdasarkan data Refintiv yang dikutip dari CNBC Indonesia.

Sepanjang pekan lalu, harga emas mencatatkan kenaikan mingguan sebesar 2,5%. Lonjakan ini didorong oleh tingginya permintaan safe haven akibat ketidakpastian ekonomi dan geopolitik. “Emas masih bertindak tangguh dalam menghadapi laporan pekerjaan yang jauh lebih kuat dari perkiraan. Salah satu faktor yang mendukung emas adalah ketidakpastian yang kita lihat menjelang pelantikan (presiden AS),” ujar David Meger, Direktur Perdagangan Logam di High Ridge Futures.

Laporan ketenagakerjaan AS yang dirilis pekan ini menjadi salah satu sorotan utama. Data menunjukkan peningkatan signifikan sebesar 256.000 lapangan kerja pada Desember, jauh melampaui estimasi sebesar 160.000. Meski data ini mencerminkan ketahanan ekonomi AS, banyak investor tetap memilih emas sebagai aset lindung nilai, terutama dengan kemungkinan The Fed menahan pemangkasan suku bunga secara agresif.

Ketidakpastian juga kian memuncak menjelang pelantikan Presiden terpilih Donald Trump pada 20 Januari. Rencana kebijakan proteksionis Trump, termasuk tarif perdagangan universal, menjadi perhatian utama. Kekhawatiran ini berpotensi memicu inflasi lebih tinggi, menjadikan emas sebagai aset anti-inflasi yang semakin diminati.

Risalah rapat The Fed Desember lalu juga menegaskan pendekatan yang lebih berhati-hati terhadap penyesuaian suku bunga. Kebijakan ekspansif Trump dan risiko geopolitik membuat pembuat kebijakan berpikir dua kali sebelum mengambil langkah besar.

Kinerja harga emas sepanjang tahun ini mencatatkan kenaikan lebih dari US$65 per troy ons. Investor menilai ketidakpastian global, mulai dari kekhawatiran kebijakan ekonomi AS hingga koreksi pada indeks dolar (DXY), turut mendukung penguatan emas.

Pada pekan lalu, harga emas sempat turun ke US$2.663,09 per troy ons sebelum kembali melambung hingga menembus US$2.686,24. Lonjakan ini menunjukkan bahwa pelaku pasar masih enggan melepas emas di tengah situasi ekonomi dan politik yang serba tidak pasti.

Proyeksi ke depan, para analis meyakini bahwa harga emas masih memiliki peluang untuk terus menguat. Potensi inflasi tinggi, kebijakan The Fed yang berhati-hati, serta ketegangan geopolitik diperkirakan akan menjadi pendorong utama tren positif emas dalam beberapa pekan mendatang.

 

(*)