BisnisManado.com, Manado  – Kanker serviks tetap menjadi salah satu penyebab utama kematian dan beban kesehatan di Indonesia. Berdasarkan data Globocan 2021, terdapat 36.633 kasus kanker serviks di Indonesia dengan angka kematian yang terus meningkat.

Merespons situasi ini, MSD Indonesia dan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI mengadakan edukasi pentingnya imunisasi HPV (Human Papilloma Virus) untuk mencegah kanker serviks. Acara bertema “Siap Imunisasi HPV di BIAS 2024, Langkah Kecil Berdampak Besar, Lindungi Anak Perempuan dari Kanker Serviks” ini berlangsung di BW Lagoon, Manado, Rabu (31/7/2024).

Direktur Pengelolaan Imunisasi Kemenkes, dr. Prima Yosephine, MKM, menjelaskan bahwa Rencana Aksi Nasional (RAN) 2023 mencakup empat pilar, termasuk layanan vaksinasi, skrining, dan tata laksana. Kemenkes menargetkan 90% anak perempuan usia 11-12 tahun di Indonesia, termasuk yang tidak bersekolah, untuk menerima vaksin HPV lengkap.

Sebagai bagian dari upaya ini, Kemenkes memberikan imunisasi HPV gratis yang terintegrasi dengan Bulan Imunisasi Anak Nasional (BIAS). “Pemerintah berkomitmen penuh untuk mencegah morbiditas, mortalitas, atau kecacatan akibat penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi,” kata dr. Prima Yosephine.

Megahmark

BUTUH, Tingkat pengetahuan yang cukup dan tingkat partisipasi yang tinggi dari masyarakat dibutuhkan, agar semua anak-anak di usia sasaran tersebut bisa mendapatkan imunisasi HPV. (ist)


Managing Director MSD Indonesia, George Stylianou, menegaskan pentingnya partisipasi masyarakat dalam program imunisasi ini. “Kami percaya, partisipasi aktif masyarakat dalam penerimaan imunisasi HPV adalah langkah kecil yang berdampak besar bagi kesehatan masyarakat Indonesia di masa depan.”

Kepala Dinas Kesehatan Daerah Provinsi Sulawesi Utara, melalui Kabid P2P, dr. Gysje Pontororing, MPH, mengungkapkan bahwa program BIAS 2024 menyasar 38.201 anak di Sulawesi Utara. “Pemberian Imunisasi HPV pada Bulan Agustus besok,” kata dr. Gysje dalam acara edukasi tersebut.

Tantangan yang dihadapi antara lain kurang optimalnya kolaborasi antar sektor dan informasi yang tidak tepat terkait imunisasi HPV. Menurut temuan UNICEF dan AC Nielsen, 38% orang tua enggan melakukan imunisasi karena takut terhadap imunisasi ganda, sementara 12% khawatir terhadap efek samping vaksin.

DR dr. Hesti Lestari SpA(K), Ketua Komda KIPI Sulawesi Utara, menekankan pentingnya informasi yang tepat seputar kanker serviks dan imunisasi HPV. “Ini adalah bagian dari upaya kita untuk melindungi anak-anak kita dari bahaya kanker serviks,” ujar dr. Hesti.

Dengan rekomendasi WHO, pemberian imunisasi HPV akan semakin efektif jika diberikan kepada perempuan yang belum menikah atau belum aktif secara seksual. Penelitian menunjukkan bahwa imunisasi HPV pada anak aman dan efektif. (bim)